Cari Blog Ini

Minggu, 17 April 2016

Dark Souls: Casual Gamer Mending ga Usah Main


Mungkin udah banyak yang pada tau kalau Souls Games atau deretan games buatan From Software yang judul-judulnya selalu diakhiri oleh kata "Souls" adalah deretan game yang terkenal akan tingkat kesulitannya. Bahkan, pengembangnya sendiri mengatakan bahwa dalam games mereka kematian karakter utama bukanlah hal yang langka. Hal itu memang benar karena dalam games tersebut pemain akan merasakan yang namanya kegagalan berkali-kali.

Dapat merasakan kegagalan berkali-kali dalam games tersebut dapat disebut sebagai pedang bermata dua tergantung siapa yang memainkannya. Untuk Casual Gamer atau Gamer yang hanya memainkan game untuk menghabiskan waktu luang, Souls Games merupakan game yang menyebalkan karena biasanya Casual Gamer benci kekalahan. Namun di lain sisi, Hardcore Gamer atau Gamer yang bermain game untuk benar-benar menaklukan atau bahkan "mengulik" game akan menganggap Souls Games sebagai deretan games yang wajib dimainkan. Nah, karena kebetulan Bad (panggilan akrab saya) sudah memainkan 2 dari keempat seri Souls Games yang sudah ada (Dari Souls dan Dark Souls 2), maka Bad akan sedikit mengulas tentang game Dark Souls yang pertama yang membuat Bad menghabiskan cukup banyak waktu menggenggam stik Xbox 360 kesayangan.

Sebenarnya Dark Souls (atau biasa juga disebut Dark Souls 1) bukanlah seri pertama dari keempat seri Souls Games. Sebab, seri pertama dari Souls Games adalah Demon Souls. Namun, sayangnya Demon Souls hanya dirilis secara eksklusif untuk Playstation 3 (PS3) saja. Nah, karena kebetulan Bad tidak memiliki konsol PS3, makanya Bad belum pernah mencoba Demon Souls.

Balik lagi ke Dark Souls, sebenarnya sebelum mencobanya sendiri Bad sudah melihat beberapa gameplaynya melalui video-video di YouTube. Dari situ pun Bad sudah mulai memiliki ketertarikan hingga akhirnya memutuskan untuk membeli game tersebut. Sesuai prediksi, saat pertama kali memainkan game ini, Bad merasa terkesima dengan tampilan grafik yang cukup bagus untuk ukuran sebuah game Xbox 360. Tidak hanya sampai disitu, Bad merasa lebih kagum lagi dengan game ini saat mulai merasakan mengendalikan karakter utama. Pengendaliannya sangat "Real" sekali menurut Bad. Berjalan, berlari, melompat, mengendap-endap, mengayunkan pedang, bahkan berlindung di balik tameng terasa begitu sama persis dengan gerakan-gerakan manusia di dunia nyata. Hanya saja yang terasa tidak Real dalam game ini adalah saat karakter utama melakukan gerakan riposte atau backstab dengan dikelilingi beberapa musuh di sekitar. Sebab, karakter kita akan menjadi "Untouchable" hingga selesai melakukan salah satu dari gerakan tersebut. Padahal jika saja gerakan riposte dan backstab dibuat dapat terganggu oleh musuh lain, maka tingkat kesulitan game ini akan menjadi lebih susah lagi (ini aja udah susah, apalagi riposte dan backstab dibuat kaya gitu, hehe....).

   Riposte: selalu bisa diandalkan di saat genting

Tingkat kesulitan memang menjadi nilai jual utama dari game ini. Namun, game ini diperparah dengan nuansa gothic abad pertengahan yang lumayan horor lengkap dengan monster-monster berukuran raksasa yang bisa bikin pemain terkaget-kaget dan berusaha untuk kabur saat pertama kali melihat mereka. Namun, jangan salah sebab ada peribahasa yang mengatakan "size doesn't matter". Jadi, tidak semua makhluk yang berukuran tubuh super besar dan super seram itu selalu kuat dan bisa membunuh karakter kita dengan sekali gebuk.

Selain itu, nilai jual lainnya dari game ini adalah Lore atau kisah dan jalan cerita yang terkandung di dalam game ini. Tidak seperti game pada umumnya yang menceritakan kisah dan jalan cerita sebuah game secara gamblang, di game ini pemain dituntut untuk lebih "berusaha" dalam memahami jalan cerita di game ini melalui berbagai petunjuk, seperti keterangan-keterangan yang ada pada perlengkapan-perlengkaoan yang dimiliki oleh karakter utama, mengobrol dengan berbagai NPC, dan lain sebagainya.

Nah, itulah beragam hal yang menjadi nilai jual game Dark Souls yang membuatnya menjadi sangat terkenal sebagai game console bagi para Hardcore Gamer.

Sabtu, 23 Juli 2011

Kata Pengantar

Setiap orang butuh hiburan, tidak peduli seberapa workaholic orang tersebut. Salah satu media hiburan yang cukup dikenal oleh masyarakat luas adalah video game. video game sudah ada dari era tahun 70an dalam beberapa produk, seperti Atari, Neo Geo, NES, dsb. Namun, yang paling membuat gebrakan adalah produk dari Sony, yaitu Sony Playstation pada era tahun 90an.

Kesuksesan Sony Playstation terulang kembali oleh produk penerusnya, yaitu Sony Playstation 2, yang pada saat itu menghadapi saingan berat dari produk Microsoft, yaitu Microsoft Xbox. Namun, nampaknya Microsoft Xbox belum cukup mampu untuk menandingi kesuksesan Sony Playstation 2.

Setelah itu, munculah generasi penerus dari Sony Playstation 2, yaitu Sony Playstation 3 dengan media baca Blueray Disc dan didukung oleh grafis yang sangat memukau. Microsoft pun tidak mau ketinggalan, mereka menciptakan kembali saingan dari Sony Playstation 3, yaitu Microsoft Xbox 360 dengan grafis yang bisa dibilang sepadan dengan grafis pada Sony Playstation 3. Namun, Microsoft Xbox 360 masih menggunakan media baca DVD.

Kedua perbedaan tersebut memberikan bermacam-macam dampak, khususnya di negeri kita tercinta ini, Indonesia. Sejak dahulu, pembajakan kaset/CD/DVD game untuk konsol-konsol game seperti Sony Playstation dan sebagainya sudah menjadi hal yang lazim. Hal ini dikarenakan daya beli masyarakat Indonesia yang kebanyakan dibawah rata-rata.

Hal ini membuat Xbox 360 dapat bergerak lebih bebas di pasar game Indonesia, karena masih menggunakan media baca DVD yang bisa dengan mudah dibajak. Hal ini berbeda dengan Playstation 3 yang menggunakan media baca Blueray yang sampai saat ini masih belum bisa dibajak.

Namun, para hacker nampaknya selalu dapat menemukan jalan untuk pembajakan. Untuk kasus pada Playstation 3 ini, metode yang digunakan adalah metode jailbreak seperti pada produk-produk eksklusif Apple (Ipod Touch, Iphone, dan Ipad).

Tetapi nampaknya hal ini juga cukup merepotkan dan terlambat dibandingkan pembajakan yang sudah ada pada DVD Xbox 360. Sehingga, sudah cukup banyak para konsumen setia Playstation 2 yang berpindah ke Xbox 360 dikarenakan harga Blueray disc yang jauh lebih mahal dari DVD game bajakan Xbox 360.

Salah satu dari mereka adalah saya sendiri. Oleh karena itu, saya membuat Blog ini untuk mereview beberapa game Xbox 360 yang sudah saya coba dan mainkan sendiri.

Akhir kata, saya ucapkan selamat menikmati.